Selasa, 12 Mei 2015

Mengasah Berlian


Kabupaten Banyuwangi yang terletak di ujung paling timur propinsi Jawa Timur menyimpan pesona alam yang indah tersebar dari wilayah Utara sampai Selatan, dari wilayah Barat sampai Timur. Gunung, hutan, dan pantai memberi corak masing – masing wilayah. Seperti blue fire Kawah Ijen yang berada di wilayah Utara. Di sebelah Selatan, Taman Nasional Alas Purwo dengan pantai, hutan, dan satwa liarnya serta Taman Nasional Meru Betiri dengan satwa langka seperti Harimau Jawa dan Penyu. Tempat – tempat tersebut merupakan sentral Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP), yang disebut dengan “Segitiga Berlian”, yang menghubungkan tempat – tempat Pariwisata satu dengan yang lainnya di Banyuwangi.
 “Segitiga Berlian”, yang disinggung di atas nampaknya memerlukan proses pengasahan yang keras dan penanganan yang lebih lanjut, layaknya berlian perhiasan yang akan mengkilat dan mempesona setelah berlian itu diproses dan diasah oleh pembuatnya. Salah satu Berlian tersebut adalah Pantai Sukamade yang merupakan sedikit dari pantai di Pulau Jawa yang menjadi lokasi pendaratan Penyu. Sebagai salah satu sentral WPP di Banyuwangi, tercatat ada 4 jenis penyu dari 6 jenis penyu yang ada di Indonesia yang mendarat di Pantai Sukamade yaitu Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Slengkrah (Lepidochelys olivaceae), dan Penyu Belimbing (Dermochelys coriaceae). Penyu yang paling sering mendarat adalah Penyu hijau. Pantai sepanjang lebih kurang 3,5 Km ini berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Sarongan tepatnya berada di Desa Sarongan Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi.
Di pantai ini juga terdapat Unit Pengelolaan Konservasi Penyu yang dikelola oleh TNMB yang berfungsi untuk menjaga kelestarian penyu tersebut. Berbagai macam kegiatan telah dilakukan oleh TNMB untuk melestarikan penyu yang mendarat di Sukamade mulai dari patroli pengamanan, pembenahan alur sungai sampai dengan usaha penangkaran semi alami (tercatat ada 988 ekor penyu yang mendarat di Pantai Sukamade selama 1 tahun saja pada tahun 2012 dengan jumlah telur yang menetas sebanyak 55.397). Karena keunikannya sebagai pantai penyu, Sukamade terkenal sampai ke mancanegara.
Meskipun memiliki potensi wisata yang sangat besar, Sukamade ternyata juga  menyimpan beberapa permasalahan dan tantangan yang tidak ringan untuk menjadi daerah tujuan wisata minat khusus tingkat nasional bahkan dunia.  Fasilitas bagi pengunjung maupun pengelola di Sukamade mungkin sudah “layak” bila kita menggunakan standar untuk mahasiswa ataupun petugas BTNMB, akan tetapi bila Sukamade diharapkan menjadi lokasi wisata yang cukup “mengkilat” seperti berlian  di tingkat nasional ataupun dunia maka fasilitas yang ada bisa dikatakan sangat jauh dari standar. Sarana dan prasarana utama seperti jalan, penginapan, MCK, dan listrik harus ditingkatkan bila perlu dibangun ulang kembali dengan standar internasional. Belum lagi prasarana pendukung seperti ketersediaan petugas, maupun kemampuan pemandu dan manajeman pariwisata juga perlu ditingkatkan untuk mampu memberikan kepuasan kepada pengunjung.
Sukamade merupakan obyek wisata di TNMB yang paling dikenal oleh wisatawan mancanegara. Wisatawan mancanegara berkunjung ke TNMB pada musim-musim tertentu, paling banyak terjadi pada bulan Mei sampai Agustus bertepatan dengan Summer Holiday di Negara asal wisatawan tersebut. Wisatawan Eropa yang datang ke Sukamade diantaranya berasal dari : Belanda, Perancis, Belgia.  Meski sudah dikenal, namun jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Sukamade belum menunjukkan hasil yang optimal. Salah satunya dikarenakan kurang maksimalnya upaya promosi kawasan TNMB kepada biro-biro perjalanan. Wisatawan mancanegara berkunjung ke Sukamade karena sangat tertarik akan keberadaan penyu di Pantai Sukamade.
Pengelolaan pantai dan Penyu yang ada di Sukamade juga tidak berjalan dengan mulus dan lancar begitu saja. Terdapat banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaannya, baik yang muncul dari faktor alam, maupun sosial ekonomi masyarakat sekitar. Beberapa permasalahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1.    Kegiatan Pemanfaatan Ilegal berupa :
ü  Pencurian Telur Penyu
ü  Perburuan Penyu
ü  Pengambilan Sumber Daya Alam laut yang merupakan pakan penyu
2.    Predator Alam antara lain : Biawak, Raptor, Semut, Tikus
3.    Kerusakan Habitat oleh fenomena alam (abrasi pantai dan pembelokan muara sungai)
Permasalahan pokok lainnya yang krusial dalam pengelolaan kelestarian penyu dan pantai Sukamade di TNMB adalah adanya kegiatan pertambangan di Gunung Tumpangpitu dan Pantai Pulau Merah. Kedua lokasi pertambangan tersebut memang tidak berada di dalam kawasan TNMB, akan tetapi merupakan hutan lindung milik Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, walaupun demikian ekologi hutan dan SDAHE tidak memandang batas-batas administarif pemerintahan buatan manusia. Dampak dari pertambangan tersebut pasti akan terasa  sampai di Pantai Sukamade, TNMB dan Pantai Plengkung, Taman Nasional Alas Purwo (TNAP). Apalagi jarak antara lokasi tambang dengan dua kawasan konservasi tersebut tidaklah terlalu jauh. Telah banyak pihak yang mengkritisi akan dampak kerugian yang akan ditimbulkan dari sektor pertambangan tersebut secara ekonomis baik terhadap sektor pertanian dan perikanan. Akan tetapi yang pasti tidak banyak pihak yang tahu bahwa pantai selatan Banyuwangi merupakan jalur dan lokasi ruaya pakan penyu yang berasal dari Pantai Sukamade dan TNAP. Apabila habitat penyu ini tercemar apalagi rusak tentu saja tidak akan ada lagi penyu yang mendarat di Pantai Sukamade      

Hmm....Nampaknya untuk mewujudkan Sukamade sebagai salah satu berlian yang mengkilap di Kabupaten Banyuwangi diperlukan kerja keras dan sinergisitas dari seluruh pihak untuk mengasah dan mengolah Sukamade. Jangan sampai berlian yang diinginkan berubah menjadi arang karena proses dan pengolahan yang salah, karena berlian dan arang berbahan dasar sama hanya prosesnyalah yang menjadikannya berbeda. Dicapainya nota kesepahaman/MoU diantara Bupati Banyuwangi dengan Dirjen PHKA terkait pengembangan wisata di “Segitiga Berlian” Kabupaten Banyuwangi diharapkan dapat menjadi pemicu bagi seluruh pihak yang berkepentingan untuk segera turut serta ikut mengasah Sukamade sehingga benar-benar menjadi “Berlian” yang dapat memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat khususnya masyarakat Banyuwangi. Hal ini tentu saja juga menjadi perhatian tersendiri bagi pengelolaan Pantai Sukamade dan menjadi Tantangan bagi Taman Nasional Meru Betiri untuk melestarikan hutan dengan segala isi serta potensinya.(AAA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar