Kabupaten Banyuwangi
yang terletak di ujung paling timur propinsi Jawa Timur menyimpan pesona alam
yang indah tersebar dari wilayah Utara sampai Selatan, dari wilayah Barat
sampai Timur. Gunung,
hutan, dan pantai memberi corak masing – masing wilayah. Seperti blue fire Kawah Ijen yang berada di
wilayah Utara. Di sebelah Selatan,
Taman Nasional Alas Purwo dengan pantai, hutan, dan satwa liarnya serta Taman
Nasional Meru Betiri dengan satwa langka seperti Harimau Jawa dan Penyu.
Tempat – tempat tersebut merupakan sentral Wilayah Pengembangan Pariwisata
(WPP), yang disebut dengan “Segitiga Berlian”, yang
menghubungkan tempat – tempat Pariwisata satu dengan yang lainnya di
Banyuwangi.
“Segitiga
Berlian”, yang disinggung di atas nampaknya memerlukan proses
pengasahan yang keras dan penanganan yang lebih lanjut, layaknya berlian
perhiasan yang akan mengkilat dan mempesona setelah berlian itu diproses dan
diasah oleh pembuatnya. Salah satu Berlian tersebut adalah Pantai Sukamade yang
merupakan sedikit dari pantai di Pulau Jawa yang menjadi lokasi pendaratan
Penyu. Sebagai salah satu sentral WPP di Banyuwangi, tercatat ada 4 jenis penyu
dari 6 jenis penyu yang ada di Indonesia yang mendarat di Pantai Sukamade yaitu
Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata),
Penyu Slengkrah (Lepidochelys olivaceae), dan Penyu Belimbing (Dermochelys
coriaceae). Penyu yang paling sering mendarat adalah Penyu hijau. Pantai
sepanjang lebih kurang 3,5 Km ini berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB),
Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Sarongan tepatnya berada di Desa
Sarongan Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi.
Di pantai
ini juga terdapat Unit Pengelolaan Konservasi Penyu yang dikelola oleh TNMB
yang berfungsi untuk menjaga kelestarian penyu tersebut. Berbagai macam
kegiatan telah dilakukan oleh TNMB untuk melestarikan penyu yang mendarat di
Sukamade mulai dari patroli pengamanan, pembenahan alur sungai sampai dengan
usaha penangkaran semi alami (tercatat ada 988 ekor penyu yang
mendarat di Pantai Sukamade selama 1 tahun saja pada tahun 2012 dengan jumlah telur yang menetas
sebanyak 55.397). Karena keunikannya sebagai pantai penyu, Sukamade
terkenal sampai ke mancanegara.
Meskipun memiliki
potensi wisata yang sangat besar, Sukamade ternyata juga menyimpan beberapa permasalahan dan tantangan
yang tidak ringan untuk menjadi daerah tujuan wisata minat khusus tingkat
nasional bahkan dunia. Fasilitas bagi
pengunjung maupun pengelola di Sukamade mungkin sudah “layak” bila kita menggunakan
standar untuk mahasiswa ataupun petugas BTNMB, akan tetapi bila Sukamade
diharapkan menjadi lokasi wisata yang cukup “mengkilat” seperti berlian di tingkat nasional ataupun dunia maka
fasilitas yang ada bisa dikatakan sangat jauh dari standar. Sarana dan
prasarana utama seperti jalan, penginapan, MCK, dan listrik harus ditingkatkan
bila perlu dibangun ulang kembali dengan standar internasional. Belum lagi
prasarana pendukung seperti ketersediaan petugas, maupun kemampuan pemandu dan
manajeman pariwisata juga perlu ditingkatkan untuk mampu memberikan kepuasan
kepada pengunjung.
Sukamade merupakan obyek wisata di TNMB yang
paling dikenal oleh wisatawan mancanegara. Wisatawan mancanegara berkunjung ke
TNMB pada musim-musim tertentu, paling banyak terjadi pada bulan Mei sampai
Agustus bertepatan dengan Summer Holiday
di Negara asal wisatawan tersebut. Wisatawan
Eropa yang datang ke Sukamade diantaranya berasal dari : Belanda, Perancis, Belgia. Meski sudah dikenal, namun
jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Sukamade belum menunjukkan hasil
yang optimal. Salah satunya dikarenakan kurang maksimalnya upaya promosi
kawasan TNMB kepada biro-biro perjalanan. Wisatawan mancanegara berkunjung ke Sukamade karena sangat tertarik
akan keberadaan penyu di Pantai Sukamade.
Pengelolaan pantai dan Penyu yang ada di Sukamade juga tidak berjalan dengan mulus dan lancar begitu saja. Terdapat banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaannya, baik yang muncul dari faktor alam, maupun sosial ekonomi masyarakat sekitar. Beberapa permasalahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
Pengelolaan pantai dan Penyu yang ada di Sukamade juga tidak berjalan dengan mulus dan lancar begitu saja. Terdapat banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaannya, baik yang muncul dari faktor alam, maupun sosial ekonomi masyarakat sekitar. Beberapa permasalahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan
Pemanfaatan Ilegal berupa :
ü
Pencurian Telur Penyu
ü
Perburuan Penyu
ü
Pengambilan Sumber Daya Alam laut yang
merupakan pakan penyu
2.
Predator Alam antara lain :
Biawak, Raptor, Semut, Tikus
3.
Kerusakan Habitat oleh fenomena
alam (abrasi pantai dan pembelokan muara sungai)
Permasalahan pokok lainnya yang krusial dalam pengelolaan kelestarian penyu
dan pantai Sukamade di TNMB adalah adanya kegiatan pertambangan di Gunung Tumpangpitu dan Pantai Pulau Merah. Kedua lokasi pertambangan
tersebut memang tidak berada di dalam kawasan TNMB, akan tetapi merupakan hutan
lindung milik Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, walaupun demikian ekologi hutan
dan SDAHE tidak memandang batas-batas administarif pemerintahan buatan manusia.
Dampak dari pertambangan tersebut pasti akan
terasa sampai di Pantai Sukamade, TNMB dan Pantai Plengkung, Taman
Nasional Alas Purwo (TNAP). Apalagi jarak antara lokasi tambang dengan dua
kawasan konservasi tersebut tidaklah terlalu jauh. Telah
banyak pihak yang mengkritisi akan dampak kerugian yang akan ditimbulkan dari
sektor pertambangan tersebut secara ekonomis baik terhadap sektor pertanian dan
perikanan. Akan tetapi yang pasti tidak
banyak pihak yang tahu bahwa pantai selatan Banyuwangi merupakan jalur dan
lokasi ruaya pakan penyu yang berasal dari Pantai Sukamade dan TNAP. Apabila
habitat penyu ini tercemar apalagi rusak tentu saja tidak akan ada lagi penyu
yang mendarat di Pantai Sukamade
Hmm....Nampaknya untuk mewujudkan Sukamade sebagai salah satu berlian yang mengkilap di Kabupaten Banyuwangi diperlukan kerja keras dan sinergisitas dari seluruh pihak untuk mengasah dan mengolah Sukamade. Jangan sampai berlian yang diinginkan berubah menjadi arang karena proses dan pengolahan yang salah, karena berlian dan arang berbahan dasar sama hanya prosesnyalah yang menjadikannya berbeda. Dicapainya nota kesepahaman/MoU diantara Bupati Banyuwangi dengan Dirjen PHKA terkait pengembangan wisata di “Segitiga Berlian” Kabupaten Banyuwangi diharapkan dapat menjadi pemicu bagi seluruh pihak yang berkepentingan untuk segera turut serta ikut mengasah Sukamade sehingga benar-benar menjadi “Berlian” yang dapat memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat khususnya masyarakat Banyuwangi. Hal ini tentu saja juga menjadi perhatian tersendiri bagi pengelolaan Pantai Sukamade dan menjadi Tantangan bagi Taman Nasional Meru Betiri untuk melestarikan hutan dengan segala isi serta potensinya.(AAA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar