Selasa, 17 Mei 2016

TN Meru Betiri menjadi bagian dari Cagar Biosfer Blambangan



 Taman Nasional Meru Betiri bersama dengan TN Alas Purwo, TN Baluran, dan Cagar Alam Kawah Ijen ditetapkan oleh UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) menjadi situs Cagar Biosfer Dunia (Biosphere Reserves). Penetapan Cagar Biosfer Blambangan ini dilakukan pada International Coordinating Council (ICC) Program MAB (Man and The Biosphere) UNESCO ke-28 yang berlangsung di Kota Lima, Peru, pada 18-20 Maret 2016. Cagar Biosfer Belambangan meliputi kawasan seluas 678.947,36 ha yang terbagi ke dalam tiga zona yaitu area inti seluas 127.855,62 ha yang meliputi empat kawasan konservasi terdiri atas tiga Taman Nasional (TN Alas Purwo, TN Baluran, dan TN Meru Betiri) dan satu Cagar Alam Kawah Ijen, zona penyangga seluas 230.277,4 ha dan area transisi 320.814.34 ha.
Dengan ditetapkannya Cagar Biosfer Blambangan (Alas Purwo, Baluran, dan Meru Betiri, dan Kawah Ijen), berarti telah terdapat 11 Cagar Biosfer Dunia (Biosphere Reserves) di Indonesia yang diakui dan ditetapkan oleh UNESCO. Cagar Biosfer yang sebelumnya telah diakui terlebih dahulu adalah Cagar Biosfer Cibodas (Jawa Barat), Komodo (Nusa Tenggara Timur), Lore Lindu (Sulawesi Tengah), Tanjung Puting (Kalimantan Tengah), Gunung Leuser (Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara), Siberut (Sumatera Barat), dan Giam Siak Kecil Bukit Batu (Riau). Serta Cagar Biosfer Wakatobi (Sulawesi Utara), Bromo Tengger Semeru Arjuno (Jawa Timur), dan Bonerate Kepulauan Selayar (Sulawesi Selatan).
 Semoga penetapan Taman Nasional Meru Betiri menjadi bagian dari Jaringan Cagar Biosfer Dunia menjadi angin segar dalam menjaga kelesatrian sumber daya hutan di TNMB, selain itu diharapkan akan memberikan banyak manfaat bagi kegiatan konservasi (ekologi) dan bagi masyarakat di sekitar kawasan TNMB. Cagar Biosfer (Biosphere Reserves) sendiri merupakan situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui program kerja sama MAB-UNESCO (Man and The Biosphere UNESCO). Tujuannya untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan. Sejak digagas pertama kali pada tahun 1970, saat ini, terdapat 669 situs dari 120 negara yang telah diakui dan ditetapkan sebagai Biosphere Reserves, termasuk Cagar Biosfer Blambangan. Secara ekologi, status tersebut akan menjamin perlindungan sumber daya alam hayati dan budaya. Pengelolaan wilayah sekitar yang dikembangkan secara berkelanjutan tentu akan memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat sekitar (AAA).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar