Selasa, 27 September 2016

Pameran Jambore Konservasi Alam Nasional 2016


Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) diperingati setiap tanggal 10 Agustus berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2009. Tanggal 10 Agustus sangat penting maknanya sebagai batu pijakan pengintegrasian konservasi alam dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990.
Peringatan HKAN Tahun 2016 kali ini diselenggarakan secara nasional melalui pelaksanaan berbagai kegiatan yang dikemas sebagai “Road to HKAN 2016”. Puncak perayaan HKAN 2016 akan dilaksanakan event Jambore Nasional Konservasi Alam Tahun 2016 di Taman Nasional Bali Barat tanggal 8-11 Agustus 2016 yang akan dihadiri oleh lebih dari 500 peserta dari seluruh Indonesia.
Untuk menyemarakkan rangkaian HKAN 2016 kali ini Balai TN Meru Betiri turut serta dalam kegiatan Pameran yang difasilitasi oleh Direktorat PJLHK. Pameran Jambore Konservasi Alam Nasional 2016 dimulai pada tanggal 8 s/d 11 Agustus 2016 di Karangsewu – TN. Bali Barat . Maksud dari kegiatan pameran ini adalah untuk menginformasikan, mempengaruhi, membina dan menyadarkan serta memotivasi khususnya kepada peserta Jambore Nasional Konservasi Alam, para investor, mitra, dan masyarakat sekitar agar dapat berperan secara aktif dalam upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya di kawasan konservasi.
Stand TNMB dalam pameran kali ini menampilkan materi pameran berupa produk masyarakat sekitar kawasan sesuai dengan tema HKAN 2016 “Konservasi Untuk Masyarakat” yang beberapa kelompok merupakan dampingan LSM KAIL yaitu Kelompok Jamu “Sumber Waras” dan Kelompok Keripik Nangka “Alam Lestari”. Selain itu juga produk dari Kelompok “KATAMER” menampilkan kerajinan tangan dari batok kelapa berupa gantungan kunci dan asbak juga gula kelapa yang diproduksi secara tradisional;
Selain produk masyarakat yang dipamerkan, juga mempromosikan obyek daya darik wisata alam dengan salah satu obyek wisata unggulan yaitu Teluk Ijo yang menjadi backdrop stand TNMB dengan gambar keanekaragaman hayati TNMBDiharapkan kesadaran dan kecintaan masyarakat dalam melestarikan alam dan lingkungan khususnya kawasan TNMB semakin meningkat melalui kegiatan pameran di Jambore Konservasi Alam kali ini.

Kunjungan Tim GSMP (Global Species Management Plan) di TN Meru Betiri


Banteng merupakan salah satu satwa yang dilindungi di Indonesia berdasarkan peraturan pemerintah nomor: 7 tahun 1999 tentang Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa liar. Perlindungan terhadap satwa banteng diwujudkan dalam bentuk perlindungan terhadap habitatnya. Sedangkan menurut IUCN banteng termasuk dalam kategori endangered species. Dalam rangka konservasi banteng, Ditjen KSDAE telah memasukkan Banteng (Bos javanicus) sebagai salah satu jenis satwa prioritas terancam punah yang akan dinaikkan populasinya sebesar 10% dalam kurun waktu 2015 – 2019.
Untuk mendukung program tersebut Ditjen PHKA telah membuat MoU dengan PKBSI dan EAZA tentang Global Species Management Plan (GSMP) dalam rangka kolaborasi manajemen konservasi banteng, anoa dan babirusa. Sebagai tindaklanjut MoU tersebut Tim GSMP melakukan kunjungan lapangan untuk mendapatkan data-data pengelolaan populasi banteng.

Kunjungan Tim GSMP yang terdiri dari Mr James Butler dari EAZA, Mr Steve dari San Diego Zoo,  Bapak Ivan dari TSI, Ibu Desy S dari Direkorat KKH, dilaksanakan pada tanggal 4 s/d 5 Agustus 2016 di wilayah Resort Sukamade. Maksud dari kunjungan ini adalah untuk mendapatkan informasi pengelolaan banteng yang telah dilakukan oleh Balai TNMB, kendala serta permasalahannya, serta bertujuan untuk bertukar informasi dalam pengelolaan banteng untuk peningkatan populasi dan menjalin kerjasama dan kolaborasi dengan Tim GSMP dalam pengelolaan banteng TNMB.

Di hari pertama kunjungan Tim mengikuti pemaparan dari Kepala Balai TNMB bertempat di Kantor SPTN Wilayah I Sarongan yang diikuti oleh POLHUT, PEH, dan perwakilan resort di wilayah SPTN I Sarongan. Dalam pemaparannya Kepala Balai menyampaikan banyak hal terkait pengelolaan Banteng di TNMB, populasidan persebaran, serta permasalahan yang dihadapi. Sore harinya Tim langsung bergerak menuju ke Resort Sukamade melihat site monitoring Banteng Di Blok 90-an. Di Lokasi ini Tim tidak diperoleh perjumpaan banteng pada sore hari, hanya dapat menemui jejak Banteng saja yang berupa kotoran dan Jejak kaki. Pada malam harinya Tim mencoba lagi menuju site monitoring lain di Blok 60-an dengan bersafari malam, sekitar setengah jam berjalan menghasilkan perjumpaan 2 ekor banteng betina di sekitar perkebunan karet PT. Sukamade. Di hari Kedaua Tim melanjutkan perjalanan ke savanna Pringtali yang dulunya merupakan habitat Banteng di TNMB, di lokasi  ini Tim hanya menjumpai jejak kaki Banteng saja.


Semoga dengan adanya kunjungan dari Tim GSMP ini dapat memberikan hasil yang baik dalam pengelolaan Banteng di TNMB, sehingga peningkatan populasi Banteng di TNMB pada tahun 2019 sebesar 10 % sesuai dengan target Dirjen KSDA dapat tercapai.

Senin, 26 September 2016

Pelatihan Pemandu Wisata Alam TNMB



Bertempat di Kantor Balai Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran pada tanggal 23 - 24 Maret 2016 diadakan pelatihan Pemandu Wisata Khusus TN Meru Betiri. Kegiatan ini diinisiasi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyuwangi yang bekerjasama dengan Pemerintah Desa Sarongan dan BTNMB. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masayrakat Desa Sarongan yang menjadi pramuwisata bagaimana melakukan memandu dan mendampingi tamu dengan konsep-konsep berbasis lingkungan. Adapun materi pelatihan antara lain menyiapkan dan menyajikan Informasi Ekowisata dan Merencanakan dan menerapkan kegiatan yang berdampak negative rendah terhadap lingkungan dan sosial Budaya
Kegiatan ini diikuti oleh peserta sebanyak 50 orang yang terdiri dari masyarakat di sekitar kawasan TNMB yang berasal dari Desa Sarongan dan Desa Kandangan. Masayarakat yang terlibat dalam acara ini merupakan masayarakat yang secara langsung bersentuhan dan terlibat dalam kegiatan pariwisata di TNMB. Adapun Pemateri dalam acara ini berasal dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyuwangi dengan tema kebijakan pengembangan Pariwisata Alam di Kabupaten Banyuwangi, Balai TNMB  dengan tema Potensi Objek Daya Tarik Wisata Alam , Asosiasi Pemandu Wisata Kabupaten Banyuwangi yang menyampaikan materi secara teknis mengenai interpretasi dan pemanduan wisata alam.
Pada hari pertama pelatihan, seluruh peserta mengikuti dan menyimak pemberian materi oleh ketiga pemateri, sedangkan di hari kedua seluruh peserta melakukan praktek langsung pemanduan wisata dengan subjek Objek Daya Tarik Wisata Alam di TNMB. Di akhir pelatihan seluruh peserta memperoleh sertifikat pemanduan yang diserahkan langsung oleh perwakilan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyuwangi
Dengan adanya pelatihan dasar SDM kepariwisataan ini diharapkan ke depannya dapat meningkatkan kualitas pelayanan para pelaku wisata yang ada di Banyuwangi, khususnya di sekitar kawasan TNMB serta dapat menciptakan SDM-SDM unggulan yang dapat memberikan pelayanan prima kepada wisatawan-wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi.

Monitoring Elang Jawa di TNMB



Elang jawa(Nisaetus bartelsi) merupakan salah satu satwa prioritas di TN Meru Betiri berdasarkan atas SK Dirjen PHKA nomor : SK.180/IV-KKH/2015 tanggal 30 Juni 2015 tentang penetapan 25 satwa terancam punah prioritas untuk ditingkatkan populasinya sebesar 10 % pada tahun 2015-2019. Keberadaan Elang jawa di TNMB tercatat oleh H Bartels sejak tahun 1980, akan tetapi hingga tahun 2013 keberadaan Elang jawa di TNMB tidak banyak diketahui.
Data terakhir yang dimiliki oleh BTNMB, tercatat terdapat 6 ekor Elang jawa di TNMB pada Tahun 2014 yang tersebar di Resort Sukamade  SPTN Wilayah I Sarongan dan Resort Bandealit di SPTN Wilayah II Ambulu. Untuk meningkatkan populasi Elang jawa di TNMB beberapa Kegiatan pokok  yang dapat dilakaukan antara lain pembinaan habitat, inventarisasi, monitoring, dan pelepasliaran.
Sehubungan dengan hal itu Balai TNMB di tahun 2016 ini telah melaksanakan kegiatan monitoring Elang jawa yang dilakukan pada tanggal 29 Maret – 2 April 2016 serentak di 3 lokasi pengamatan yaitu di Resort Sukamade dan Resort Rajegwesi  SPTN Wilayah I Sarongan serta Resort Bandealit di SPTN Wilayah II Ambulu. Hasil dari kegiatan monitoring ini diperoleh data awal bahwa di Resort Rajegwesi masih dijumpai 2 ekor Elang jawa dewasa dan 1 ekor Elang jawa anakan melalui  perjumpaan langsung dengan posisi soaring, untuk di Resort Sukamade hanya dijumpai 1 ekor Elang jawa dewasa dengan posisi soaring, sedangkan keberadaan Elang jawa di Resort Bandealit dalam monitoring kali ini tidak dijumpai keberadaannya.
Monitoring Elang jawa(Nisaetus bartelsi) ini memiliki maksud   mengetahui keberadaan data Elang Jawa di dalam kawasan TNMB, sedangkan tujuannya untuk mendapatkan data dan informasi terkini mengenai keberadaaan Elang jawa di TNMB yang meliputi jumlah, umur dan lokasi persebaran sebagai bahan pertimbangan dalam upaya-upaya konservasi dan pengelolaan kawasan hutan di TNMB
Output yang diharapkan adalah tersedianya data dan informasi terkini mengenai populasi dan persebaran Elang Jawa di Kawasan Taman Nasional Meru Betiri, Semoga keberadaan elang jawa sebagai satwa priritas  di TNMB dapat terus lestari dan semakin bertambah populasinya. (AAA).

Serah Terima Pejabat Eselon IV di TNMB

Bertempat di Aula Balai TNMB, pada tanggal 5 April 2016 telah dilaksanakan serah terima Pejabat Eselon IV di Balai TNMB. Serah terima ini diikuti oleh Kepala Balai TNMB dan seluruh Kepala Resort dari 3 wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) di TNMB serta staff Pegawai Balai TNMB.
Pelaksanaan serah terima kali ini berdasarkan atas Surat Keputusan Menteri LHK nomor : SK.200/Menlhk/Setjen/Peg.2/3/2016 tanggal 8 Maret 2016. Serah terima ini dilaksanakan antara Sulistrianto S.Si M.Si sebagai Kepala Sub Bagia Tata Usaha TNMB lama  kepada Ibu Ir. Khairunnisa yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan di Balai Besar TN Bromo Tengger Semeru, sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha TNMB yang baru, selanjutnya Bapak Sulistrianto S.Si M.Si menjabat sebagai Kepala SPTN Wilayah III Kalibaru di TNMB menggantikan Bapak Drs. Agus Hariyanto MP, Bapak Drs. Agus Hariyanto MP sendiri mutasi menjadi Kepala SPTN Wilayah I Sarongan menggantikan Bapak Wawan yang pindah menjadi Kepala SPTN Wilayah I Karangtekok di TN Baluran.
Kepala Balai TNMB Ir. Pratono Puroso dalam sambutannya menyampaikan bahwa Eselon IV merupakan ujung tombak organisasi, sebagai posisi ujung tombak, jabatan yang diberikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan bertanggung jawab. Disampaikan pula bahwa mutasi, rotasi dan promosi merupakan hal yang biasa terjadi dalam dinamika organisasi. Yang perlu diingat, seorang pemimpin, dalam jabatan apapun, harus mempertanggungjawabkan segala yang ia lakukan. Semoga dengan penyegaran dan perpindahan ini akan menjadikan organisasi  pengelolaan di TNMB semakin baik. (AAA).

Monitoring Banteng di TNMB

Berdasarkan atas SK Dirjen PHKA nomor : SK.180/IV-KKH/2015 tanggal 30 Juni 2015 tentang penetapan 25 satwa terancam punah prioritas untuk ditingkatkan populasinya sebesar 10 % pada tahun 2015-2019. Banteng (Bos javanicus) merupakan salah satu satwa prioritas pengelolaan di TNMB yang harus ditingkatkan populasinya. Kegiatan identifikasi dan inventarisasi Banteng di TN Meru Betiri telah dilakukan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. Dari hasil kegiatan tersebut telah ditetapkan site monitoring Banteng di Blok Manung dan sekitarnya (SPTN II Ambulu) serta Blok Pantai Sukamade dan sekitarnya (SPTN I Sarongan) dengan dugaan jumlah populasi terakhir sebanyak 60 ekor.
Dalam rangka mencapai target peningkatan populasi banteng sebesar 10% sampai dengan tahun 2019 sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal KSDAE, maka BTNMB harus melaksanakan kegiatan-kegiatan monitoring dan inventarisasi species terancam punah, pembinaan habitat, pembinaan populasi, studi daya dukung kawasan, pelatihan, pengembangan sistem pangkalan data, serta kegiatan lainnya dalam rangka pencapaian tersebut
Sehubungan dengan hal itu Balai TNMB di tahun 2016 ini telah melaksanakan kegiatan monitoring Banteng (Bos javanicus) yang dilakukan pada tanggal 20 – 24 April 2016 serentak di 3 lokasi pengamatan yaitu di Resort Sukamade SPTN Wilayah I Sarongan, Resort Bandealit di SPTN Wilayah II Ambulu, dan Resort Malangsari SPTN III Kalibaru. Hasil dari kegiatan monitoring ini diperoleh data awal bahwa di Resort Sukamade dijumpai secara langsung Banteng sejumlah 7 ekor dengan komposisi 2 jantan dan 5 betina dengan waktu perjumpaan di pagi hari, di resort Bandealit hanya dijumpai 1 ekor Banteng secara langsung pada malam hari, sedangkan keberadaan Elang jawa di Resort Malangsari dalam monitoring kali ini tidak dijumpai keberadaannya.
Monitoring Banteng (Bos javanicus) ini memiliki maksud untuk mengetahui keberadaan data Banteng (Bos javanicus) di dalam kawasan TNMB, sedangkan tujuannya untuk mendapatkan data dan informasi terkini mengenai keberadaaan Banteng (Bos javanicus) di TNMB yang meliputi jumlah, umur dan lokasi persebaran sebagai bahan pertimbangan dalam upaya-upaya konservasi dan pengelolaan kawasan hutan di TNMB
Output yang diharapkan adalah tersedianya data dan informasi terkini mengenai populasi dan persebaran Banteng (Bos javanicus) di Kawasan Taman Nasional Meru Betiri, Semoga keberadaan Banteng (Bos javanicus) sebagai satwa priritas  di TNMB dapat terus lestari dan semakin bertambah populasinya. (AAA).

Monitoring Macan Tutul di TNMB

Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) merupakan kawasan konservasi yang memiliki potensi fauna cukup tinggi yaitu sebanyak 325 jenis. Jenis-jenis tersebut terdiri dari  25 jenis mamalia (18 jenis diantaranya mamalia dilindungi), 7 jenis reptilia (6 jenis diantaranya dilindungi), 168 jenis burung  (68 jenis diantaranya dilindungi,) serta 35 jenis insekta, 6 jenis bivalvia dan 71 jenis Arthropoda tanah yang dilindungi  berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia  No. 7 Tahun 1999 tanggal 27 Januari 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Salah satu spesies yang menjadi prioritas dalam pengelolaan adalah Macan Tutul (Panthera pardus), berdasarkan atas SK Dirjen PHKA nomor : SK.180/IV-KKH/2015 tanggal 30 Juni 2015 tentang penetapan 25 satwa terancam punah prioritas untuk ditingkatkan populasinya sebesar 10 % pada tahun 2015-2019. BTNMB juga merupakan salah satu UPT yang bertanggung jawab dalam upaya peningkatan populasi species prioritas utama dan monitoringpopulasinya sesuai dengan program Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem.
Sehubungan dengan hal itu Balai TNMB di tahun 2016 ini telah melaksanakan kegiatan monitoring Macan tutul yang dilakukan pada tanggal 23 – 25 Agustus 2016 yang dilaksanakan di Resort Sanenrejo, SPTN Wilayah II Ambulu. Monitoring macan tutul di Resort Sanenrejo berhasil mendapatkan data-data antara lain :jejak, cakaran, kotoran, ceceran rambut lutung jawa dan rmbut-rambut yang tertinggal di batang pohon tumbang dan batu sungai. Cakaran yang ditemukan di pohon glintungan adalah cakaran lama, tidak ditemukan cakaran baru di tempat ini. Diduga cakaran tersebut adalah cakaran macan tutul,hal ini didukung tinggi cakaran hampir 3 meter dari tanah. Di tempat ini juga dilakukan pengumpulan rambut-rambut yang tertinggal di batang pohon yang tumbang. Diasumsikan bahwa macan tutul menggesek-gesekan badannya pada batang pohon tersebut sehingga beberapa rambutnya rontok. Untuk mengetahui kebenaran rambut satwa apa perlu diteliti lebih lanjut.
Di Blok Dawuan ditemukan jejak macan tutul di pinggir sungai. Jarak ± 20 m ditemukan ceceran rambut lutung sepanjang 5.7 meter. Diduga bahwa macan tutul memangsa lutung. Disekitar tempat ini dilakukan pencarian pohon yang sekiranya digunakan macan tutul dengan mengidentifikasi cakaran pada batang pohon. Di tempat ini ditemukan cakaran pada batang pohon rau (Dracontomelon rau). Cakaran ditemukan di bagian bawah sampai cabang pertama. Di jalur masuk hutan rimba pada tepi jalan setapak juga ditemukan kotoran kering yang diselimuti rambut-rambut berwarna abu-abu. Diduga ini adalah kotoran macan, tetapi blm bisa dipastikan 100%. Perlu dilakukan pemasangan kamera trap dengan ditemukannya tanda-tanda tersebut,  Untuk memastikan ada tidaknya macan tutul di tempat ini . (AAA).